Minggu, 31 Mei 2015

Sejarah Dunia - Bagian 1: Zaman Fajar (Dawn Age)

Zaman Fajar (Dawn Age) atau Masa Fajar (Dawn Days) adalah masa-masa awal dunia. Umur dunia sendiri yang sesungguhnya tidak diketahui, ada yang menyebut empat pluh ribu tahun, ada yang menyebut lima ratus ribu tahun. Pada Zaman Fajar, benua Essos telah dihuni oleh beragam bangsa namun di benua Westeros hanya terdapat dua bangsa, yaitu raksasa dan anak-anak rimba (children of the forest).

Raksasa adalah makhluk yang kuat namun tidak cerdas. Tinggi mereka bisa mencapai dua belas atau bahkan empat belas kaki, dan hampir seluruh tubuh mereka ditutupi oleh bulu. Ada banyak bukti bahwa raksasa melakukan penguburan terhadap mayat raksasa lainnya. Raksasa tidak membuat rumah, pakaian maupun senjata rumit, satu-satunya senjata yang pernah digunakan raksasa adalah pepohonan yang mereka cabut sendiri.

Raksasa tidak memiliki raja atau lord, mereka tinggal di gua atau pohon besar, mereka tidak mengolah logam atau ladang. Seiring waktu, para raksasa menjadi semakin misterius, sebelum kemunculan mereka dalam penyerangan besar-besaran Mance Rayder, sudah lebih dari seratus tahun tidak terdengar kabar mengenai keberadaan raksasa.
Raksasa
Berbeda jauh dari raksasa, anak-anak rimba bertubuh kecil seperti anak-anak namun memiliki penampilan indah. Anak-anak rimba tidak mampu mengolah logam namun mereka mampu membuat perlengkapan dan senjata dari obsidian (disebut juga kaca naga (dragonglass)). Anak-anak rimba mengenakan pakaian dari dedaunan dan kulit kayu. Mereka memiliki panah dari kayu weirwood untuk berburu.

Lagu dan musik anak-anak rimba konon seindah penampilan mereka sedangkan bahasa mereka disebutkan mirip suara-suara alam, seperti suara bebatuan di sungai, suara angin yang berhembus melalui dedaunan, atau suara hujan. Namun perjumpaan anak-anak rimba dengan Brandon Stark, Jojen Reed, Meera Reed dan Hodor menunjukkan bahwa mereka juga mampu berbicara bahasa umum (Common Tongue).

Anak-anak rimba menyembah dewa-dewa alam, yaitu para dewa yang menghuni sungai, hutan, dan bebatuan. Dewa-dewa ini tidak memiliki nama namun oleh manusia sering disebut dewa (old gods). Satu kebiasaan keagamaan anak-anak rimba adalah mengukir pohon weirwood dengan wajah, mungkin agar para dewa melihat makhluk-makhluk yang menyembahnya. Wajah pada pepohonan ini juga dapat digunakan oleh orang-orang tertentu dari anak-anak rimba, yang disebut peramal hijau (greenseer), untuk melihat ke tempat-tempat yang jauh serta kejadian di masa lampau dan masa depan. Kemampuan ini membuat Kaum Pertama (First Men) ketakutan sehingga mereka menebangi pepohonan weirwood setelah tiba di Westeros.

Kemampuan lainnya yang dimiliki peramal hijau adalah berkomunikasi dengan hewan serta berubah wujud menjadi hewan sehingga mereka memperoleh julukan sebagai pengganti wujud (skinchanger) atau beastling, sementara kaum liar (wildling) menyebutnya sebagai warg. Sebagian besar pengganti wujud ini mengendalikan serigala serta direwolf.

Kemampuan anak-anak rimba untuk berkomunikasi dengan binatang berperan penting dalam salah satu kebiasaan manusia. Anak-anak rimba mengajarkan Kaum Pertama untuk berkomunikasi dengan gagak (raven) dan menggunakan hewan itu sebagai pembawa pesan. Manusia sejak itu memanfaatkan gagak untuk mengantarkan pesan, namun karena tidak memiliki kemampuan seperti anak-anak rimba, cara komunikasi manusia dengan gagak jauh lebih sederhana dibandingkan cara anak-anak rimba.
Anak-anak rimba
Anak-anak rimba dipimpin oleh para peramal hijau dan tinggal di hutan, rawa atau gua. Di hutan, mereka biasanya tinggal di atas pepohonan, mungkin untuk menghindari makhluk berbahaya seperti kucing bayangan (shadowcat), direwolf, atau bahkan raksasa, Hubungan antara anak-anak rimba dan raksasa bisa saja melibatkan kekerasan karena pernah ditemukan kerangka raksasa dengan mata panah obsidian pada bagian iganya.