Senin, 15 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 8: Bangsa Andal

Bangsa Andal bersal dari wilayah Kapak (the Axe), sebelah timur dan utara Pentos, meskipun selama berabad-abad mereka adalah bangsa nomaden yang tidak tinggal lama di satu tempat. Dari Kapak, mereka berkelana ke selatan dan utara untuk kemudian menguasai wilayah yang mereka sebut Andalos. Wilayah Andalos ini terbentang dari Kapak hingga Dataran Pantai Braavos (Braavosian Coastlands) dan ke selatan hingga sejauh Flatlands dan Perbukitan Velvet (Velvet Hills). 

Wilayah Andalossebelumnya telah dihuni oleh suku-suku tak dikenal namun bangsa Andalos memiliki senjata dan zirah besi yang lebih unggul dari persenjataan suku-suku itu sehingga bangsa Andal bisa mengalahkan mereka semua. Mengenai suku-suku ini, salah satunya disebut suku orang berbulu (hairy men), dan rakyat Pentos percaya bahwa mereka berkerabat dengan orang Ib, di utara Essos, namun ada sejumlah maester yang percaya bahwa orang berbulu ini adalah leluhur bangsa Ib, dan ada pula yang berpendapat bahwa mereka berasal dari Ib,
Letak Andalos
Keunggulan bangsa Andal yang telah menggunakan besi sering disebutkan sebagai bukti bahwa mereka memang benar-benar dibimbing oleh Sang Tujuh (the Seven), yaitu tujuh dewa dalam agama Andal, dengan secara khusus ilmu mengolah besi diajarkan oleh Sang Pandai Besi (the Smith), salah satu aspek dari Sang Tujuh. Namun pendapat yang lebih logis menyebutkan bahwa bangsa Andal belajar mengolah besi dari bangsa Rhoynar, karena bangsa Rhoynar sendiri pada masa itu memang telah cukup maju dan mampu mengolah besi, selain itu jalur migrasi bangsa Andal memang melewati pemukiman Rhoynar. Selain bangsa Andal, bangsa Valyria pun belajar mengolah besi dari bangsa Rhoynar, bahkan bangsa Valyria mampu melampaui kemampuan bangsa Rhoynar dalam bidang ini.

Selama ribuan tahun, bangsa Andal hidup damai di Andalos hingga akhirnya muncul ancaman mendekati mereka. Vayria, setelah menaklukan Kekaisaran Ghiscar (Ghiscari Empire), memutuskan untuk mengalihkan perhatian ke barat, di mana mereka harus berhadapan dengan bangsa Rhoynar. Walaupun para naga tidak mengalami kesulitan menyeberangi sungai Rhoyne yang luas, pasukan darat Valyria mengalami kendala ketika menghadapi perlawanan bangsa Rhoynar, yang ketika itu telah menjadi sekuat Ghiscar. Akhirnya Valyria dan bangsa Rhoynar menyepakati gencaran senjata selama beberapa tahun dan selama masa ini bangsa Andal pun terlindungi dari agresi Valyria oleh bangsa Rhoynar namun ini tidak serta-merta menghentikan ancaman Valyria.

Bangsa Andal menyeberangi laut
Di mulut sungai Rhoyne, orang-orang kaya Valyria mendirikan kota Volantis untuk menyerap keuntungan dari kegiatan perekonomian yang melalui sungai tersebut. Dari kota Volantis inilah, pasukan yang amat besar muncul dan menyerbu Andalos. Mungkin bangsa Andal, dengan bantuan bangsa Rhoynar, sempat melawan namun pada akhirnya mereka kewalahan dan memutuskan untuk mundur ke tempat asal mereka, Kapak. Sayangnya di wilayah ini pun mereka tetap tidak aman, sehingga mereka terpaksa harus terus mundur ke utara dan barat hingga mereka tiba di tepi laut. Pada titik ini, mungkin sebagian orang Andal menyerah kepada Valyria, mungkin sebagian bertempur hingga mati, namun mayoritas orang Andal memutuskan untuk membuat kapal-kapal dan berlayar ke benua barat, Westeros, yang ketika itu telah dihuni oleh anak-anak rimba (children of the forest) dan Kaum Pertama (First Men).

Sabtu, 13 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 7: Kota-Kota Valyria

Bangsa Ghiscar adalah bangsa pertama yang diperbudak oleh Valyria namun bukan yang terakhir. Setelah menaklukan negara Ghiscari, Valyria menyerap kebiasaan mereka untuk memperbudak bangsa lain. Valyria mengerahkan budak-budak untuk menambang berbagai macam logam dan bebatuan di pegunungan Empat Belas Api (Fourteen Flames). Di dalam pegunungan itu, memang terdapat banyak tembaga dan timah (untuk persenjataan dan monumen Valyria), besi (untuk membuat besi legendaris Valyria), serta emas dan perak untuk membiayai perekonomian.

Banyak budak yang mati di tambang-tambang Valyria, dan jumlahnya terus bertambah, karena Valyria terus tumbuh dan terus memperbudak bangsa-bangsa di sekelilingnya. Valyria meluas ke timur melampaui kota-kota Ghiscar dan ke barat hingga ke pesisir barat Essos. Dalam prosesnya, Valyria mendirikan kota-kota dengan sebab yang berbeda-beda.
Kota Valyria
Qohor dan Norvos didirikan karena perpecahaan keagamaan, Volantis atau Volantis Lama (Old Volantis) dan Lys didirikan sebagai koloni perdagangan di ujung perbatasan oleh para saudagar kaya yang membayar kepada Valyria agar diberi hak untuk berkuasa sebagai klien Valyria. Kota-kota ini memiliki hak spesial, mereka tidak menerima pemimpin yang ditunjuk oleh Valyria melainkan dapat memilih pemimpin sendiri. Pentos dan Lorath juga kemungkinan didirikan oleh Valyria, namun sejarah lokal Pentos menyatakan bahwa Pentos dan Lorath telah ada sebelum dikuasai oleh Valyria dan secara sukarela memberikan penghormatan kepada Valyria sehingga tetap mampu memilih pemimpin sendiri.

Ada pula kota Braavos, yang bukan didirikan oleh negara Valyria, melainkan oleh budak-budaknya. Legenda Braavosi menceritakan bahwa dahulu sebuah armada besar Valyria yang telah mengumpulkan banyak budak dilanda pemberontakan oleh budak-budak yang sedang diangkutnya, Budak-budak Valyria dikerahkan pula sebagai pendayung dan pelaut sehingga pemberontakan ini bisa berhasil. Setelah merebut armada, para budak mencari negeri yang aman dari pengawasan Valyria dan akhirnya mendirikan sebuah kota yang tersembunyi. Menurut legenda, para penyanyi bulan (moonsinger) di kalangan budak memberikan ramalan bahwa mereka harus berlayar ke pojok utara Essos, di mana terdapat rawa-rawa dan berkabut. Demikianlah, Braavos pun berdiri.

Selama berabad-abad, Braavos berdiri tanpa diketahui oleh dunia luar sehingga disebut sebagai Kota Rahasia (Secret City), sebutan ini terus menempel bahkan setelah kota ini berinteraksi dengan daerah-daerah lain. Penduduk Braavos terdiri dari beramacam-macam ras, bahasa, dan agama. Persamaan mereka hanyalah bahwa mereka semua menggunakan bahasa Valyria sebagai lingua franca serta bahwa mereka semua dulunya adalah budak. Karena telah berjasa memandu ke tempat aman, para penyair bulan menjadi orang yang dihormati di Braavos. Untuk membuat penduduk Braavos bersatu, semua agama diakui di kota itu. 

Semua kota ini kemudian dikenal sebagai Kota Bebas (Free City).

Dalam proses penaklukan oleh Valyria, konfederasi kota-kota di sebelah utara Essos yang disebut Kerajaan Sarnor (Kingdom of Sarnor) bebas dari ancaman ini karena terpisah dari Valyria oleh padang rumput yang amat luas. Sementara itu, bangsa Rhoynar di sebelah barat Valyria mampu bertahan selama selama ratusan bahkan ribuan tahun sebelum akhirnya takluk, dengan sebgian dari mereka melarikan diri. Ada pula bangsa Andal, di sebelah barat laut Valyria, yang memilih untuk tidak menghadapi kehebatan Valyria dan memutuskan untuk berlayar pergi ke Westeros.

Kamis, 11 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 6: Kebangkitan Valyria

Di sebuah semenanjung besar yang disebut Semenanjung Valyria (Valyrian Peninsula) di sebelah barat Ghiscar, terdapat rangkaian pegunungan berapi yang disebut Empat Belas Api (the Fourteen Flames). Dari tempat inilah muncul satu bangsa yang disebut bangsa Valyria, yang kemudian mampu mengendalikan naga-naga.
Orang Valyria
Asal-usul naga sendiri masih misterius. Bangsa Valyria sendiri percaya bahwa naga berasal dari Empat Belas Api sedangkan orang-orang Valyria adalah keturunan para naga ini. Sementara itu di kota Qarth, sebelah timur Ghiscar, terdapat legenda bahwa dulunya ada dua bulan di langit, lalu salah satu bulan menetas akibat sinar matahari dan mengeluarkan jutaan naga ke bumi. Berbeda pula di Asshai, di mana legendanya menyebutkan bahwa naga berasal dari suatu tempat misterius yang disebut Bayangan (the Shadow) dan dijinakkan oleh suatu bangsa kuno, yang kemudian membawa para naga ke Valyria dan mengajarkan cara mengendalikan naga kepada bangsa Valyria sebelum akhirnya bangsa kuno ini pun menghilang. Di Westeros sendiri, ada legenda bahwa naga pernah muncul pada masa yang sangat lampau. 

Terlepas dari semua kisah ini, naga diketahui telah ada di berbagai tempat di dunia yang dikenal (the known world) sebelum kejayaan Valyria, karena ditemukan kerangka naga di berbagai tempat, misalnya jauh di Ib di utara Essos dan di Sothoryos, benua sebelah selatan Essos. Namun hanya bangsa Valyria yang mampu mengendalikan para naga. Berpusat di kota Valyria, bangsa Valyria mulai memperluas kekuasaan mereka.
Kota Valyria
Bangsa Valyria terkenal memiliki penampilan yang lebih indah dibanding bangsa-bangsa lain, terutama karena rambut emas-perak serta mata ungu mereka. Ciri fisik ini sering disebutkan sebagai bukti bahwa bangsa Valyria tidak terkait dengan bangsa-bangsa lain, namun para maester di Westeros berpendapat bahwa ciri-ciri ini terjadi secara alami akibat isolasi dalam populasi.

Bangsa Valyria tidak memiliki raja, bentuk negara mereka adalah Persekutuan Tuan Tanah (Freehold) karena semua warga negara yang memiliki tanah berhak memberikan suara. Untuk membantu mengelola negara, para tuan tanah dapat memilih archon dari kalangan mereka sendiri untuk jangka waktu terbatas,

Kebangkitan negara Valyria akhirnya berbenturan dengan Kekaisaran Ghiscar (Ghiscari Empire), yang tidak mau tersaingi oleh pendatang baru ini. Tidak takut dengan naga-naga milik Valyria, Ghiscar nekat melancarkan serangan. Lima kali kali Ghiscar menyerbu kota Valyria dan lima kali pula mereka mengalami kegagalan. Pihak Valyria sendiri akhirnya merasa muak dengan sikap Ghiscar dan memutuskan untuk mengakhiri konflik ini selamanya. Mengerahkan banyak sekali naga, Valyria menyerang kota Ghis Lama (Old Ghis)  dan menghancurkan tempat itu. Dinding-dinding kota yang dibangun Grazdan Yang Agung (Grazdan the Great), piramida besar, kuil, rumah, semuanya musnah dibakar. Tanahnya kemudian ditaburi garam, kapur, dan tengkorak. Banyak sekali orang Ghiscar yang terbunuh, sedangkan yang selamat menjadi budak Valyria.

Dengan hancurnya kota Ghis Lama, wilayah Kekaisaran Ghiscar dicaplok oleh Valyria. Begitu berpengaruhnya kekuasaan Valyria sehingga bahasa Ghiscar lama-lama tergantikan oleh bahasa Valyria.
Orang-orang Ghiscar diperbudak oleh Valyria setelah kehancuran Ghis Lama


Minggu, 07 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 5: Kekaisaran Ghiscar (Ghiscari Empire)

Harpy, lambang Kekaisaran Ghiscar
Ketika dunia sedang memulihkan diri dari Malam Panjang (Long Night), sebuah peradaban besar mulai muncul di Essos, tepatnya di kota Ghis Lama (Old Ghis). Kota Ghis Lama didirikan oleh Grazdan Yang Agung (Grazdan the Great), yang juga menciptakan pasukan tangguh yang disebut legiun barisan (lockstep legion). Prajurit dalam pasukan ini masing-masing membawa perisai panjang dan tiga tombak. Mereka adalah pasukan pertama di dunia yang bertempur sebagai satu kesatuan yang amat disiplin. Berkat legiun barisan, Ghis Lama mampu menjajah berbagai wilayah di sekelilingnya, dan lahirlah Kekaisaran Ghiscar (Ghiscari Empire), yang mampu berkuasa selama ratusan tahun.

Kontribusi Grazdan Yang Agung sangat diakui sehingga nama Grazdan banyak tetap dipakai oleh orang-orang kaya di tempat-tempat yang pernah dikuasai Kekaisaran Ghiscar bahkan lama setelah negara tersebut runtuh.

Salah satu aspek ekonomi penting di Kekaisaran Ghiscari adalah perbudakan, dan penaklukan militer Ghiscari membantu memasok banyak budak ke dalam Kekaisaran. Di kota Ghis Lama, budak-budak ini dikerahkan untuk membangun menara-menara tinggi dan piramida-piramida besar dari bata.

Selama berdiri, Kekaisaran Ghiscar mendirikan banyak koloni, beberapa di antaranya adalah Astapor, Yunkai, dan Mereen, bahkan ada pula kota Gorosh yang terletak di Sothoryos, benua sebelah selatan Essos.

Lambang Kekaisaran Ghiscari adalah harpy, yaitu makhluk berwujud wanita bertaring dengan sayap kulit, kaki elang, ekor kalajengking dan cakar yang mencengkeram petir.

Jumat, 05 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 4: Malam Panjang (Long Night)

Selama Zaman Pahlawan (Age of Heroes), Kaum Pertama (First Men) lebih sering bertikai antara sesama mereka hingga akhirnya muncul bahaya yang mengancam mereka semua, suatu peristiwa yang disebut Malam Panjang (Long Night). Sekitar delapan ribu tahun sebelum penaklukan Westeros oleh Aegon Targaryen, terjadi musim dingin yang berlangsung berpuluh-puluh tahun, bahkan konon banyak orang yang sejak lahir hingga mati berada dalam musim dingin. Saking ganasnya musim dingin ini, legenda menyebutkan bahwa banyak orang yang tidak pernah melihat cahaya matahari.

Dampak musim dingin ini begitu mengerikan. Dalam kondisi yang paling sulit, para orang tua dan orang lemah di Utara (the North) akan pergi berburu namun mereka tahun bahwa mereka tidak akan kembali, ini dilakukan agar orang-orang yang lebih muda dan kuat punya lebih banyak makanan untuk bertahan hidup.

Ada pula sesuatu yang lebih menakutkan lagi, yaitu sosok makhluk yang disebut Makhluk Lain (the Other) atau disebut juga Pejalan Putih (White Walker). Mereka datang dari Negeri Musim Dingin Abadi (Land of Always Winter) dan ingin memusnahkan segala cahaya dan kehangatan, mereka membawa serta kedinginan dan kegelapan. Makhluk Lain ini mampu membangkitkan makhluk-makhluk yang telah mati seperti manusia dan kuda untuk bertarung atas perintah mereka. Makhluk Lain menunggangi mayat kuda yang telah dibangkitkan, selain itu, mereka juga menunggangi laba-laba es raksasa. Senjata Makhluk Lain juga amat kuat karena mampu langsung menghancurkan segala benda yang diserangnya. Di hadapan pasukan Makhluk Lain dan mayat hidup (wight) ini, Kaum Pertama tidak mampu memberikan banyak perlawanan.
Para Makhluk Lain menaiki kuda mayat hidup dan laba--laba es raksasa
Malam Panjang terus berlangsung hingga seseorang dari Utara yang disebut pahlawan terakhir (last hero) berniat menghentikannya dengan meminta bantuan anak-anak rimba (children of the forest). Bersama sejumlah kawannya, ia berangkat namun satu demi satu rekannya pergi atau tewas akibat raksasa, mayat hidup, atau Makhluk Lain. Pada akhirnya ia berhasil menemui anak-anak rimba, dan berkat mereka, kelompok Garda Malam (Night's Watch) yang dibentuk Kaum Pertama mulai berjuang melawan Makhluk Lain. Dalam peristiwa yang disebut Pertempuran demi Fajar (Battle for the Dawn), mereka berhasil mengusir para Makhluk Lain ke tempat asalnya menggunakan obsidian (kaca naga/dragonglass) yang ternyata mampu membunuh makhluk Lain. Akhirnya musim dingin pun berhenti. Untuk mencegah kedatangan kembali Makhluk Lain, Kaum Pertama membangun Tembok raksasa (the Wall) serta menugaskan Garda Malam menjaga Tembok itu.

Malam Panjang paling berpengaruh di Westeros namun peristiwa ini juga terasa di Essos. Dalam legenda bangsa Rhoynar, sungai Rhoyne pernah membeku dan menyusut hingga ke selatan sejauh Selhoru. Bangsa Rhoynar percaya bahwa peristiwa ini berakhir setelah seorang pahlawan meyakinkan anak-anak dari dewi utama bangsa Rhoynar, Bunda Rhoyne (Mother Rhoyne), termasuk Raja Kepiting (Crab King) dan Lelaki Tua dari Sungai (Old man of the Rier), untuk berhenti bertikai dan bersama-sama bernyanyi demi membawa kembali kehangatan ke dunia.

Di Asshai, ada legenda bahwa peristiwa ini dihentikan oleh seorang pahlawan bernama Azor Ahai. Sang pahlawan berjuang melawan kegelapan menggunakan pedang merah yang ia tempa sendiri. Pada masa ini kota Ghis Lama baru mulai membentuk kekaisarannya. Para pengikut R'hllor (Dewa Cahaya) percaya bahwa kelak Malam Panjang akan terjadi lagi dan Azor Ahai pun akan muncul kembali.

Di Yi Ti, penduduknya punya cerita bahwa matahari pernah menghilang dari bumi dalam waktu lama karena merasa malu akan sesuatu hal. Peristiwa ini berhenti oleh tindakan seorang perempuan dengan ekor monyet.
Pertempuran demi Fajar

Sejarah Dunia - Bagian 3: Zaman Pahlawan (Age of Heroes)

Zaman Pahlawan (Age of Heroes) dimulai setelah Perjanjian (the Pact) dan berlangsung ribuan tahun. Kaum Pertama dan anak-anak rimba hidup dengan damai. Dengan banyaknya wilayah yang telah diperoleh, Kaum Pertama (First Men) mendirikan banyak sekali kerajaan di seluruh Westeros dan terjadi persaingan serta peperangan di antara kerajaan-kerajaan ini hingga akhirnya hanya beberapa kerajaan terkuat saja yang mampu berkuasa. Pada masa ini pula banyak house yang bermunculan maupun yang musnah.

Menurut legenda, para penguasa di Zaman Pahlawan memerintah selama ratusan tahun dan sebagian pernah melakukan hal-hal luar biasa. Beberapa tokoh terkenal dari zaman ini antara lain:
Tokoh-tokoh dari Zaman Pahlawan
- Brandon Sang Pembangun (Brandon the Builder): Dia membangun Tembok raksasa (the Wall), Winterfell, dan membantu membangun Storm's End (mungkin dengan bantuan anak-anak rimba). Dia juga mendirikan House Stark.
- Garth Tangan Hijau (Garth Grenhand):  Dia mendirikan House Gardener di the Reach
- Lann Yang Cerdas (Lann the Clever): Dia merebut Casterly Rock dari tangan House Caserly hanya dengan kecerdasannya semata. Dia mendirikan House Lannister
- Raja Grey (Grey King): Dia menikahi putri duyung, mengalahkan naga laut, menguasai Kepulauan Besi (Iron Islands) serta Laut Mentari Terbenam (Sunset Sea). Dia juga menjadi pendiri banyak house, termasuk House Greyjoy.
- Durran Duka Dewa (Durran Godsgrief): Dia menikahi putri dewa dan membangun Storm's End, kastil yang mampu bertahan dari amukan badai dari para dewa  

Ada juga tokoh lainnya yang bukan penguasa seperti:
- Symeon Mata Bintang (Symeon Star-Eyes): Seorang ksatria buta yang tangguh
- Serwyn Pemilik Tameng Cermin (Serwyn of the Mirror Shield): Dia membunuh seekor naga setelah membuatnya tertipu menggunakan pantulan sosoknya di perisai

House-house lainnya yang juga muncul pada masa ini adalah House Blackwood, Bracken, Darklyn, dll. Selain itu, pada masa ini pula, orang-orang dari House Bolton telah mulai membuat jubah dari kulit orang-orang yang mereka musuhi, yang paling utama adalah House Stark. Sementara itu di Citadel, tempat yang kelak menjadi kandang gagak pada masa itu adalah pusat kekuasaan bajak laut.

Sejarah Dunia - Bagian 2: Kedatangan Kaum Pertama (First Men)

Pada Zaman Fajar (Dawn Age), bagian selatan Westeros dan barat daya Essos masih menyatu, dan melalui jalur darat inilah, antara delapan ribu hingga dua belas ribu tahun yang lalu, sekelompok bangsa dari Essos menyeberang ke Westeros.  Bangsa ini disebut Kaum Pertama (First Men).Tidak jelas mengapa mereka meninggalkan Essos. Kaum Pertama ini datang dalam jumlah ribuan dan seiring waktu, dari selatan, mereka semakin menyebar ke daerah-daerah lainnya di Westeros. Dalam waktu puluhan hingga ratusan tahun, mereka telah menyebar hingga ke bagian utara Westeros.

Berbeda dengan anak-anak rimba (children of the forest), Kaum Pertama mampu bercocok tanam dan membangun rumah, sehingga mereka menebangi pepohonan untuk mengambil kayunya, termasuk menebangi pohon weirwood. Tindakan ini membuat anak-anak rimba marah dan menyerang Kaum Pertama, memicu peperangan selama ratusan tahun. Kaum Pertama memiliki beberapa keunggulan di banding anak-anak rimba, mereka memiliki senjata dan zirah perunggu yang lebih kuat daripada senjata obsidian, selain itu mereka juga secara fisik lebih kuat.
Kaum Pertama hendak bertempur
Para pemburu di kalangan anak-anak rimba, yang disebut para penari hutan (wood dancer) menjadi prajurit utama dalam pasukan anak-anak rimba. Para peramal hijau (greenseer) juga membantu dengan mengerahkan hewan-hewan buas (seperti direwolf, beruang salju, singa gua, elang, mammoth, ular, dll) dan pohon-pohon untuk menyerang Kaum Pertama. Namun semua usaha ini terbukti tidak mampu mengalahkan segala keunggulan Kaum Pertama.

Merasa putus asa, para peramal hijau berkumpul di Moat Cailin dan menggunakan suatu sihir. Mereka menciptakan banjir besar yang menenggelamkan daratan yang menyambungkan Westeros dan Essos, membuat kedua benua ini terpisah sejak itu. Daerah itu pun kemudian disebut Broken Arm. Selain itu, sihir para peramal hijau juga mengubah wilayah the Neck menjadi rawa-rawa. Banyak orang yang meragukan kebenaran legenda ini dan berpendapat bahwa Broken Aram dan the Neck adalah hasil fenomena alam.

Sementara itu peperangan antara anak-anak rimba dan Kaum Pertama terus berlangsung hingga akhirnya kedua pihak menyadari bahwa sudah saatnya berdamai, maka disepakati suatu perjanjian damai di pulau kecil di Gods Eye. Dalam Perjanjian damai (the Pact) tersebut, Kaum Pertama berhak menghuni seluruh wilayah Westeros (kecuali hutan rimba) namun harus berjanji tidak akan lagi menebangi pohon weirwood. Semua pohon weirwood di pulau tempat Perjanjian itu disepakati kemudian diukir dengan wajah dewa lama (old gods) agar para dewa dapat ikut mengawasi Perjanjian tersebut, dengan demikian pulau itu disebut Pulau Wajah (Isle of Faces). Selain itu, dibentuk pula ordo orang hijau (order of green men) untuk mengurus pepohonan weirwood dan menjaga pulau tersebut.
Perjanjian damai antara Kaum Pertama dan anak-anak rimba
Dengan adanya Perjanjian ini, Zaman Fajar pun mendekati akhirnya dan berlanjut dengan Zaman Pahlawan (Age of Heroes)

Setelah ribuan tahun berlalu tidak diketahui apakah orang hijau masih ada di pulau dan menjalankan tugas mereka. Ada beberapa laporan dari sejumlah lord di Riverland yang mengaku pernah melihat penampakan orang hijau di pulau itu. Konon orang hijau memiliki tanduk dan berkulit hijau gelap. Ada yang menduga bahwa warna hijau itu bukanlah warna kulit, melainkan warna pakaian yang mereka kenakan sedangkan tanduk adalah hiasan kepala yang meraka pakai.

Sementara itu mengenai tradisi Kaum Pertama. Ketika datang ke Westeros, mereka memiliki agama dan dewa-dewa sendiri namun seiring waktu mereka mengadopsi agama anak-anak rimba dan menyembah dewa lama. Pepohonan weirwood yang dulu mereka tebangi kini mereka sembah.

Tradisi yang dipegang oleh Kaum Pertama adalah hukum keramah-tamahan, yaitu bahwa tamu yang telah menkonsumsi makanan dan minuman tuan rumah harus dilindungi. Selain itu, Kaum Pertama punya kebiasaan bahwa orang yang memberi vonis hukuman mati harus membunuh langsung sang terdakwa.

Kaum Pertama pada masa dahulu juga pernah memiliki tradisi ritual kurban manusia untuk para dewa lama. Tradisi berdarah ini berlangsung hingga lima abad sebelum Perang Lima Raja (War of the Five Kings).