Sabtu, 13 Juni 2015

Sejarah Dunia - Bagian 7: Kota-Kota Valyria

Bangsa Ghiscar adalah bangsa pertama yang diperbudak oleh Valyria namun bukan yang terakhir. Setelah menaklukan negara Ghiscari, Valyria menyerap kebiasaan mereka untuk memperbudak bangsa lain. Valyria mengerahkan budak-budak untuk menambang berbagai macam logam dan bebatuan di pegunungan Empat Belas Api (Fourteen Flames). Di dalam pegunungan itu, memang terdapat banyak tembaga dan timah (untuk persenjataan dan monumen Valyria), besi (untuk membuat besi legendaris Valyria), serta emas dan perak untuk membiayai perekonomian.

Banyak budak yang mati di tambang-tambang Valyria, dan jumlahnya terus bertambah, karena Valyria terus tumbuh dan terus memperbudak bangsa-bangsa di sekelilingnya. Valyria meluas ke timur melampaui kota-kota Ghiscar dan ke barat hingga ke pesisir barat Essos. Dalam prosesnya, Valyria mendirikan kota-kota dengan sebab yang berbeda-beda.
Kota Valyria
Qohor dan Norvos didirikan karena perpecahaan keagamaan, Volantis atau Volantis Lama (Old Volantis) dan Lys didirikan sebagai koloni perdagangan di ujung perbatasan oleh para saudagar kaya yang membayar kepada Valyria agar diberi hak untuk berkuasa sebagai klien Valyria. Kota-kota ini memiliki hak spesial, mereka tidak menerima pemimpin yang ditunjuk oleh Valyria melainkan dapat memilih pemimpin sendiri. Pentos dan Lorath juga kemungkinan didirikan oleh Valyria, namun sejarah lokal Pentos menyatakan bahwa Pentos dan Lorath telah ada sebelum dikuasai oleh Valyria dan secara sukarela memberikan penghormatan kepada Valyria sehingga tetap mampu memilih pemimpin sendiri.

Ada pula kota Braavos, yang bukan didirikan oleh negara Valyria, melainkan oleh budak-budaknya. Legenda Braavosi menceritakan bahwa dahulu sebuah armada besar Valyria yang telah mengumpulkan banyak budak dilanda pemberontakan oleh budak-budak yang sedang diangkutnya, Budak-budak Valyria dikerahkan pula sebagai pendayung dan pelaut sehingga pemberontakan ini bisa berhasil. Setelah merebut armada, para budak mencari negeri yang aman dari pengawasan Valyria dan akhirnya mendirikan sebuah kota yang tersembunyi. Menurut legenda, para penyanyi bulan (moonsinger) di kalangan budak memberikan ramalan bahwa mereka harus berlayar ke pojok utara Essos, di mana terdapat rawa-rawa dan berkabut. Demikianlah, Braavos pun berdiri.

Selama berabad-abad, Braavos berdiri tanpa diketahui oleh dunia luar sehingga disebut sebagai Kota Rahasia (Secret City), sebutan ini terus menempel bahkan setelah kota ini berinteraksi dengan daerah-daerah lain. Penduduk Braavos terdiri dari beramacam-macam ras, bahasa, dan agama. Persamaan mereka hanyalah bahwa mereka semua menggunakan bahasa Valyria sebagai lingua franca serta bahwa mereka semua dulunya adalah budak. Karena telah berjasa memandu ke tempat aman, para penyair bulan menjadi orang yang dihormati di Braavos. Untuk membuat penduduk Braavos bersatu, semua agama diakui di kota itu. 

Semua kota ini kemudian dikenal sebagai Kota Bebas (Free City).

Dalam proses penaklukan oleh Valyria, konfederasi kota-kota di sebelah utara Essos yang disebut Kerajaan Sarnor (Kingdom of Sarnor) bebas dari ancaman ini karena terpisah dari Valyria oleh padang rumput yang amat luas. Sementara itu, bangsa Rhoynar di sebelah barat Valyria mampu bertahan selama selama ratusan bahkan ribuan tahun sebelum akhirnya takluk, dengan sebgian dari mereka melarikan diri. Ada pula bangsa Andal, di sebelah barat laut Valyria, yang memilih untuk tidak menghadapi kehebatan Valyria dan memutuskan untuk berlayar pergi ke Westeros.

1 komentar: